Tentang Rindu yang melangit


Rindu itu berbahaya bagi kau yang tidak memilikinya. Rindu itu hal yang menarik sesekali tersenyum dan tawa memecah suasana. Rindu itu tentang aku dan kamu dan bisa sekaligus dengan dia. Rindu itu bertemu bukan salah satu mengejar rindu. Rindu itu terkadang tentang jarak yang menunggu hadirnya waktu. Tapi terkadang rindu bisa menjadi petaka bagimu. Kau yang menciptakan rindu memenuhi hati dan pikiranmu, sementara dia merindukan wanita lain. Dan yang tersisa darimu hanyalah memandangnya dari jauh, membaca tiap nama yang dia ukir tapi bukan namamu. Melihat status story tentang wanitanya tapi bukan kamu. Melihat postingan lagunya tapi bukan untukmu. Kamu hanya bisa menikmati dan memandanginya dari jauh. Ketika seseorang menyebut namanya didepanmu, hati tersipu malu, melihatnya dari kejauhan suatu anugerah yang patut disyukuri, bahkan mendengar suaranya rasa ingin berlama-lama. Dan ketika kau bertemu dengannya dalam jarak yang cukup dekat, ku mohon waktu berhentilah berjalan. Aku ingin selalu ada berada disampingnya walau aku tahu dia bukan milikku. Aku harus bisa menempatkan diri dihadapannya, tak ingin dia tahu bahwa aku memiliki rasa. 
Menaiki satu kendaraan yang sama dengan mu, makan bersama dan melihatmu seharian penuh lebih indah daripada pemandangan diluar kaca jendela. Waktu yang kita tempuh 8 jam bersama serasa diri tak mampu menyembunyikan rasa bahagia. Laju tempuh tak menjadi masalah, tapi aku takut jika kau kebut waktu bersama ini akan segera berakhir. Yang ku tahu kau takkan berani menatapku, secara tahta kita berbeda, tapi apa boleh buat sang putri telah jatuh hati pada pemuda sederhana yang penuh arti. Adakah cara mengutarakannya? Aku takut membuatmu terganggu dan mengasingkan diri dariku. Semoga tidak ada lagi perasaan tertarik hanya karena diperlakukan dengan baik. Semoga rasa ini cepat berakhir. Karena sejatinya kau hanya selingan hatiku yang kosong ini, kau terlalu jauh untuk bisa mengejarku, kau terlalu sederhana untuk aku yang sesempurna ini (maaf).

Komentar